Apa sih ejakulasi dini itu?

Ejakulasi Dini

Ejakulasi dini merupakan salah satu masalah seks yang paling sering dikeluhkan oleh sebagian besar pria dan pasangannya. Seseorang dikatakan mengalami ejakulasi dini bila ia mengalami ejakulasi sebelum saat yang diinginkannya atau terlalu cepat dalam hubungan seksual sehingga tidak dapat memuaskan pasangannya. Siapa yang mengalaminya?Kalangan yang terbanyak mengeluhkan keadaan ini adalah remaja, usia dewasa muda, serta pria yang pengetahuan seksnya masih sangat awam. Risiko akan meningkat pada pria dengan pengalaman seks yang minimal, kurang pengetahuan akan organ seks pria dan wanita serta respons yang normal timbul dari keduanya, dan terutama pada orang yang memiliki masalah psikologis yang berhubungan dengan aktivitas seksual, seperti rasa takut, tegang, cemas atau rasa bersalah.

Apa penyebab Ejakulasi Dini?
Ejakulasi dini dapat disebabkan oleh berbagai hal, namun mungkin belum banyak disadari bahwa penyebab utamanya lebih bersifat biologis. Normalnya, seorang pria akan mencapai klimaks, dan kemudian berejakulasi, 2 sampai 3 menit setelah mengadakan penetrasi ke vagina. Sementara itu, seorang wanita normal baru akan mencapai klimaks, atau orgasme, kurang lebih 12 sampai 14 menit setelah hubungan seks dimulai. Dilihat dari sudut ini, sebenarnya ejakulasi dini bukan merupakan suatu penyakit, namun lebih merupakan sebuah kelainan yang wajar timbul akibat respons yang berbeda dari pria dan wanita pada saat melakukan hubungan seks dan pengetahuan yang dimiliki tentang hal tersebut. Selain itu terdapat pula faktor-faktor psikologis lain yang dapat menyebabkan terjadinya ejakulasi dini. Faktor psikologis timbul karena rasa bersalah karena melakukan hubungan seks sebelum waktunya atau bukan dengan pasangannya, rasa takut yang dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kehamilan, tertular PMS (penyakit menular seksual), AIDS, takut tertangkap basah atau terlihat oleh orang lain; atau adanya konflik-konflik internal yang belum terpecahkan yang mengganggu psikisnya.

Bagaimana penanganannya?
Penanganan ejakulasi dini terutama difokuskan pada pendekatan psikologis seperti konseling dan terapi seks, mengingat faktor utama yang menyebabkan terjadinya ejakulasi dini lebih disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman serta faktor psikologis. Perlu ditanamkan bahwa hubungan seks yang baik adalah yang bersifat mutual, dengan komunikasi yang baik antara pasangan tersebut tentang apa yang diinginkan dan tidak diinginkan, semua risiko sudah dipikirkan, dibicarakan dan diputuskan bersama, sehingga kedua pihak merasa nyaman dan rileks, sehingga kepuasaan bersama dapat dicapai dan tak ada yang merasa lebih cemas atau tak bahagia dibanding yang lain. Terbukti bahwa dengan pasangan yang sudah terbuka dan merasa nyaman satu sama lain, ejakulasi dini lebih jarang terjadi. Terapi lain yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan melakukan teknik-teknik khusus seperti metode 'stop and start' dan metode tekan, yang dapat membantu si pria untuk belajar menunda ejakulasinya secara mekanis.• Metode "stop and start" melibatkan rangsangan seksual sampai pada saat dimana si pria merasa akan berejakulasi, kemudian rangsangan itu dihentikan selama tiga puluh menit dan kemudian kembali ke keadaan semula. Sekuens ini diulang beberapa kali sampai waktu ejakulasi yang diinginkan tiba, dan pada kali terakhir ini rangsangan dapat dilanjutkan hingga ejakulasi terjadi.• Metode tekan (squeeze method) dilakukan dengan cara mengadakan perangsangan seksual hingga si pria merasa sudah akan berejakulasi; kemudian, pada saat itu ia atau pasangannya menekan perlahan ujung penisnya untuk beberapa saat dan menahan rangsangan seksual lebih lanjut selama 30 detik, lalu kemudian melanjutkan perangsangan kembali. Sekuens ini dapat diulangi oleh si pria atau pasangannya sampai ejakulasi diinginkan oleh keduanya, dan pada saat itu perangsangan dapat terus dilanjutkan sampai ejakulasi terjadi.
Selain pilihan-pilihan yang telah disebutkan, masih ada beberapa alternatif lain untuk mengatasi ejakulasi dini, seperti hipnoterapi (terapi hipnotis), penggunaan krem/salep topikal atau obat-obatan tradisional yang berfungsi melancarkan sirkulasi darah dan sekresi kelenjar. Obat antidepresan, antiansietas dan antipsikotik seperti fenotiazin dan fenoksibenzamin juga terbukti menguntungkan bagi para penderita ejakulasi dini, terutama yang disebabkan oleh faktor psikologis. Pada akhirnya, perlu disadari bahwa meskipun dirasa cukup mengganggu, ejakulasi dini bukan merupakan suatu kelainan yang serius, dan dapat diatasi hanya dengan psikoterapi dan konseling.